Perjalanan Hijab Dina Tokio: Dari Influencer Hijab hingga Keputusan Melepasnya

Aurafemi.com - Dina Tokio adalah salah satu influencer hijab paling berpengaruh di dunia, terutama di Inggris. Sebagai salah satu pelopor fashion hijab modern, ia telah memberikan inspirasi kepada banyak perempuan Muslim tentang bagaimana tampil stylish dengan tetap mempertahankan identitas keislaman mereka. Namun, keputusannya untuk melepas hijab beberapa tahun lalu mengundang pro dan kontra di kalangan komunitas hijabers. Apa alasan di balik keputusannya? Dan bagaimana perjalanannya dari seorang ikon hijab hingga perubahan besar dalam hidupnya?

Awal Perjalanan Dina Tokio dalam Dunia Hijab Fashion

Dina Tokio, yang memiliki nama asli Dina Torkia, memulai kariernya di dunia fashion pada akhir tahun 2000-an. Dengan bakatnya dalam mix and match pakaian dan hijab, ia dengan cepat menarik perhatian publik, terutama di platform seperti YouTube dan Instagram. Kontennya banyak membahas tentang bagaimana memadukan hijab dengan outfit modern, sehingga banyak perempuan Muslim di seluruh dunia terinspirasi olehnya.

Saat itu, tren hijab di media sosial masih dalam tahap awal, dan Dina menjadi salah satu figur utama yang membantu membentuk tren ini. Dia tidak hanya menunjukkan bagaimana cara mengenakan hijab dengan gaya yang berbeda, tetapi juga berbagi pengalaman pribadinya dalam menjalani kehidupan sebagai seorang Muslimah di negara Barat.

Popularitas Dina Tokio dan Kolaborasi dengan Brand Internasional

Seiring dengan meningkatnya jumlah pengikutnya, Dina mulai bekerja sama dengan berbagai brand fashion ternama, baik yang berbasis di Inggris maupun internasional. Dia menjadi wajah dari beberapa kampanye fashion yang berfokus pada modest fashion, membuktikan bahwa hijab bisa menjadi bagian dari tren global.

Di tengah popularitasnya, Dina juga merilis bukunya yang berjudul Modestly, yang membahas tentang pengalaman hidupnya sebagai Muslimah yang tumbuh di dunia Barat serta perjalanan spiritualnya. Buku ini menjadi sorotan karena membahas isu-isu kompleks seperti identitas, budaya, dan ekspektasi sosial terhadap perempuan Muslim.

Keputusan Kontroversial: Melepas Hijab

Pada tahun 2018, Dina membuat pengumuman yang mengejutkan banyak orang: ia memutuskan untuk tidak lagi mengenakan hijab secara penuh. Pengumuman ini pertama kali disampaikan melalui akun Instagram-nya, di mana ia menyebut bahwa komunitas hijaber mulai menjadi lingkungan yang "beracun" baginya.

Dina menyatakan bahwa ia merasa dikontrol oleh ekspektasi komunitasnya sendiri, yang menganggap bahwa setiap hijaber harus memenuhi standar tertentu. Dalam salah satu unggahannya di media sosial, ia menuliskan:

"Komunitas hijabi ini mulai menjadi sangat beracun. Sikapnya obsesif dan paling benar sungguh mengerikan. Saya keluar."

Pernyataan ini memicu gelombang reaksi yang beragam. Beberapa pengikutnya mendukung keputusannya dengan alasan bahwa setiap individu berhak menentukan pilihan hidupnya sendiri. Namun, tidak sedikit pula yang mengkritiknya, menuduhnya sebagai seseorang yang mencari popularitas dan keuntungan dari tren hijab.

Perubahan Gaya dan Identitas Dina Tokio


Setelah melepas hijab, Dina tetap aktif di dunia fashion dan media sosial. Namun, gaya berpakaiannya mengalami perubahan. Jika sebelumnya ia identik dengan hijab dan busana modest, kini ia lebih mengeksplorasi berbagai gaya fashion tanpa batasan hijab.

Meski demikian, Dina menegaskan bahwa keputusannya melepas hijab bukan berarti ia meninggalkan nilai-nilai keimanannya. Dalam salah satu cuitannya di Twitter, ia mengatakan:

"Ayo kita luruskan satu hal, saya masih percaya menutupi kepala adalah bagian dari iman dan selalu menjadi bagian hidup saya. Tak ada seorang pun yang bisa mengambilnya dari saya. Saya baru saja memutuskan tidak memakai hijab setiap hari seperti yang telah saya lakukan selama 20 tahun terakhir. Itu saja."

Dengan pernyataan ini, Dina ingin menunjukkan bahwa keyakinan seseorang tidak selalu dapat diukur dari pakaian yang mereka kenakan. Identitas keislamannya tetap menjadi bagian dari dirinya, meskipun tampilannya telah berubah.

Infografis Perjalanan Hijab Dina Tokio

Untuk memahami perjalanan hijab Dina Tokio dengan lebih jelas, berikut adalah garis waktu dari perjalanannya:

Tahun Peristiwa
2009 Dina mulai mengenakan hijab dan berbagi tips fashion di blog.
2011 Dina menjadi salah satu influencer hijab pertama di Inggris.
2015 Dina mulai bekerja sama dengan brand fashion internasional.
2018 Dina mengumumkan di Instagram bahwa ia tidak lagi mengenakan hijab setiap hari.
2020 - Sekarang Dina tetap aktif di dunia fashion dengan gaya yang lebih fleksibel.

Kontroversi dan Reaksi Publik

Reaksi publik terhadap keputusan Dina Tokio beragam. Sebagian besar komunitas hijabers merasa kecewa, terutama karena mereka menganggap Dina sebagai role model yang telah menginspirasi banyak orang untuk mengenakan hijab dengan percaya diri. Namun, banyak juga yang mendukungnya dengan argumen bahwa hijab adalah pilihan pribadi, dan tidak seharusnya seseorang ditekan oleh ekspektasi sosial.

Seiring waktu, Dina mulai membagikan perspektifnya tentang perubahan ini melalui berbagai platform. Ia menekankan pentingnya kebebasan berekspresi dan bagaimana keputusan pribadi seseorang tidak boleh menjadi bahan penghakiman oleh orang lain.

Kesimpulan

Perjalanan hijab Dina Tokio adalah refleksi dari pengalaman banyak perempuan Muslim yang menghadapi tekanan sosial terkait hijab. Dari seorang influencer hijab yang dihormati hingga menjadi individu yang berani mengambil keputusan besar, Dina telah melalui berbagai fase dalam hidupnya yang penuh tantangan.

Bagi sebagian orang, keputusannya untuk melepas hijab adalah bentuk pengkhianatan terhadap nilai-nilai yang selama ini ia anut. Namun, bagi yang lain, itu adalah bukti bahwa setiap orang memiliki hak untuk menentukan jalannya sendiri. Apapun pandangannya, perjalanan Dina Tokio tetap menjadi salah satu kisah paling menarik dalam dunia modest fashion.

Melalui perjalanan ini, kita bisa belajar bahwa hijab bukan sekadar kain yang dikenakan, tetapi juga memiliki makna mendalam bagi setiap individu yang memilih untuk memakainya—atau melepasnya.

Postingan Lama
Postingan Lebih Baru
- Advertisment -
- Advertisment -